Overview

Kancing Bumi Temple is located in the traditional village of Batulantang Sulangai, Petang, Badung regency. Until now still difficult to trace when true Pura Kancing Bumi was established. However, based on research conducted Balai Archeologi Denpasar and Asylum Historical and Archaelogical Heritage Bali-NTB-NTT-Timtim (1991) concluded, phallus located in the temple area is a menhir. Menhir is a Megalithic form of prehistory times that generally serve as a place of worship.

Functionally, for Batu Lantang Traditional Village, Pura Kancing Bumi is also a place to ask for salvation for the sick. Similarly, pets or crops in fields and fields attacked by pests. Also, if there is a prolonged dry season, to this temple is the local people beg for rain. Conversely also begs to reject the rain when a big ceremony is being held.

The Structure of Pura Kancing Bumi is very simple. The temple area is not more than four acre with limited of wall of penyengker. Pelinggih or main sacred building in the form of phallus limb in the form of nine. Yet even though it is simple, this place is believed that form the many menhirs scattered in Bali, this is where all the menhirs are “locked” Bali until it becomes stable, not wobbled forever, as if it were a rock star that that locked the earth.

 

Pura Kancing Bumi terletak di desa tradisional Batulantang Sulangai, Petang, Kabupaten Badung. Hingga saat ini masih sulit untuk melacak kapan Pura Kancing Bumi benar didirikan. Namun, berdasarkan penelitian yang dilakukan Balai Archeologi Denpasar dan Asylum Historical and Archaelogical Heritage Bali-NTB-NTT-Timtim (1991) menyimpulkan, phallus yang berada di area candi adalah sebuah menhir. Menhir adalah bentuk Megalitik zaman prasejarah yang umumnya berfungsi sebagai tempat ibadah. Secara fungsional, untuk Desa Tradisional Batu Lantang, Pura Kancing Bumi juga merupakan tempat untuk meminta keselamatan bagi yang sakit. Demikian pula hewan peliharaan atau tanaman di ladang dan ladang diserang oleh hama. Juga, jika ada musim kemarau yang berkepanjangan, ke kuil ini adalah penduduk setempat memohon hujan. Sebaliknya juga memohon untuk menolak hujan ketika upacara besar sedang diadakan. Struktur Pura Kancing Bumi sangat sederhana. Luas candi tidak lebih dari empat are dengan dinding penyengker yang terbatas. Pelinggih atau bangunan sakral utama berupa dahan lingga dalam bentuk sembilan. Namun meskipun sederhana, tempat ini dipercayai sebagai bentuk banyak menhir yang tersebar di Bali, ini adalah tempat semua menhir “dikunci” Bali sampai menjadi stabil, tidak goyah selamanya, seolah-olah itu adalah batu bintang yang terkunci bumi.

 


Facilities
  • Toilet
    Men and Woman
  • Parking Lot
    Car and Motorcycle

Infrastructure

Reviews










Map Locations